Senin, 16 Maret 2009

AWAS... PENIPUAN DALAM BUNGKUS SABUN CUCI....




Wuih..., ternyata soal tipu-menipu dengan berkedok kupon hadiah dalam bungkus sabun cuci masih berkelanjutan juga. Waktu kehabisan sabun cuci saya membeli lagi dengan kemasan ekonomis di warung depan rumah, eh ternyata di dalamnya terdapat kupon berhadiah yang terdiri dari 2 buah kupon (gambar 1); yaitu 1 buah kupon hadiah dan 1 buah kupon pemberitahuan tata cara pengambilan hadiah yang dilengkapi tanda tangan notaris, Depsos, dan Samsat (apa hubungannya ya...)

Yang menarik adalah setelah banyak sosialisasi bahwa pada undian beneran biasanya pajak hadiah ditanggung penyelenggara maka sekarang 'pemenang' diminta transfer uang untuk biaya balik nama.... wah.... pinter juga ya...

Berdasarkan pengamatan saya dan dari cerita -cerita sejenis dari beberapa orang teman maupun baca-baca di berbagai media massa maupun di internet maka mungkin dapat digarisbawahi bahwa :
  • bungkus sabun yang diisi dengan kupon adalah kemasan sedang dan kecil; jadi mungkin si oknum membeli dalam partai besar, mengisinya dengan kupon hadiah, kemudian menjualnya kembali; jadi modalnya relatif kecil, calon mangsanya pun lebih banyak. Mungkin juga dengan pemikiran bahwa pembeli sabun kemasan ekonomis adalah masyarakat menengah ke bawah dengan pendidikan minimum yang mungkin akan lebih mudah tertipu;
  • calon korban diminta mentransfer sejumlah uang dengan alasan untuk pajak hadiah atau bea balik nama;
  • nomor telepon yang dapat dihubungi adalah nomor ponsel/hp baik gsm maupun cdma; bagi yang kurang berpengalaman akan sulit membedakan nomor telepon cdma dengan no telepon biasa.
  • dilengkapi banyak tanda tangan yang kesannya berlebihan; sebagai perbandingan waktu saya mendapat hadiah dari produk susu bayi hanya diminta mengirim no rekening bank saja, tinggal tunggu, dan bereslah sudah...
  • ada juga peringatan yang nganeh-anehi seperti gambar 3 yaitu :"Dimohon untuk tidak menghubungi produsen/sponsor yang tertera pada kupon ini, jangan terlalu disebarluaskan untuk menghindari hal-hal yang merugikan Produsen & Konsumen". Maksudnya apa coba....
Tapi meskipun banyak yang nganeh-nganehi mungkin masih banyak juga masyarakat yang tertipu oleh kupon berhadiah ini; buktinya walaupun modus operandi serupa telah banyak terungkap masih beredar juga kupon berhadiah sejenis seperti yang saya temukan ini. Memang siapa sih yang tidak tergiur.... hari gini dapat hadiah mobil....

Yah, semoga masyarakat kita bisa lebih berhati-hati menyikapi penipuan berkedok kupon berhadiah ini....

Sumber : http://perjalanansuatuketika.blogspot.com/
Note : Sorry Jeng, tulisannya saya sadur, untuk di sebarkan ke teman-teman lain agar tidak kena tipu dengan modus seperti yang Jeng tulis. Nyuwun gunging pangapunten. Matur suwun

Kamis, 05 Maret 2009

Renungan Dikala Sunyi

Musin hujan ............ kebanjiran

Musim kemarau ............ kekeringan

Perekonomi ??????????????????????? krisis ............. bikin pusing !!!!!!!!!

Ada apa gerangan???????

Apakah yang berdoa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa itu hanya umat manusia ???

Apakah isi alam ini (tumbuhan, satwa, air, api, dll selain manusia) juga berdoa memohon kepada Tuhan Sang Pencipta ???


Tuhan menciptakan alam beserta isinya untuk kesejahteraan umat manusia. Ini berarti manusia harus memanfaatkan isi alam ini dengan bijaksana. Tentunya kalau isi alam ini digunakan dengan bijaksana, maka mereka akan bahagia dan akan selalu memberikan yang terbaik bagi umat manusia. Namun apabila manusia tidak bijaksana dalam memanfaatkannya mungkin alam akan marah, dan berdoa kepada Tuhan Yang Kuasa agar umat manusia disadarkan atas kekeliruannya atau diberi hukuman, agar mereka sadar.


Mungkinkah kejadian demi kejadian; banjir, kebakaran, krisis ekonomi, dll; karena kita telah tidak bijaksana dalam memanfaatkan alam ini.


Mari kita renungkan dengan hati yang bersih seraya introspeksi diri, sudahkah kita berbuat dengan bijaksana kepada alam kita.

Sumber gambar : http://www.qbheadlines.com/img/uploaded/thumbs/845banjir.jpg

Bakti Rimbawan 2009

Maret 1983 merupakan bulan lahirnya Departemen Kehutanan (Dephut). Sebelumnya Dephut merupakan salah Direktorat Jenderal dibawah Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Kehutanan. Dengan ditingkatkannya Ditjen Kehutanan menjadi Departemen Kehutanan, tentunya kita berharap, hal-hal yang menjadi urusan kehutanan menjadi berkembang dengan lebih baik. Hari lahirnya Dephut ini dijadikan moment sebagi Hari Bakti Rimbawan.
Dua puluh enam tahun telah berlalu, tentunya telah banyak yang dirasakan, baik pahit-manis ataupun suka-duka. Dalam rangka Hari Bakti Rimbawan ini, alangkah baiknya kalau teman-teman memberikan kesan dan pesan untuk Dephut, sehingga Dephut ke depan selalu menjadi lebih baik dari saat ini.

Banjir datang, katanya karena hutan gundul, kehutanan salah.
Kebakaran hutan/ lahan, memproduksi asap, kehutanan salah.
Masyarakat butuh lahan, rambah hutan, dilarang, kehutanan salah lagi.
Waduh kok salah terus ya...
Apa memang benar, salahnya yang mengurus kehutanan?????!!!!!